Konstruksi perahu bercadik sangat unik. Lambung perahu dibentuk
sebagai menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian
disambungkan pada pasak kayu tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku
besi. Ujung haluan dan buritan kapal berbentuk lancip. Kapal ini
dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta layar
berbentuk segi empat. Kapal Jawa jelas berbeda dengan kapal Tiongkok
yang lambungnya dikencangkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi.
Selain itu kapal Tiongkok memiliki kemudi tunggal yang dipasang pada
palang rusuk buritan.
Mengutip dari Jung Jawa: Kumpulan Cerpen oleh Rendra Fatrisna
Kurniawan yang diterbitkan Babel Publishing, dituliskan dalam kata
pengantar buku terbitan tahun 2009 tersebut bahwa Jung Jawa yang pertama
kali digambarkan oleh Portugis adalah sebuah kapal yang mereka tawan
pada tahun 1511. Orang-orang Portugis mengenali Jawa sebagai asal
jung-jung raksasa tersebut. “Dari Kerajaan Jawa datang kapal-kapal Junco
raksasa ke kota Malaka. Bentuknya amat berbeda dibandingkan dengan
kapal-kapal kita, terbuat dari kayu yang sangat tebal, sehingga apabila
kayu ini menua maka papan-papan baru dapat dilapiskan kembali di
atasnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar